Archive Pages Design$type=blogging

Join over 500 Followers

Melanjong ke Gunung Bromo

Sejarah, Sumber Belajar, fotografi, pengalaman

Gunung Bromo 

Sejarah Gunung Bromo

gunung bromo



Jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal hingga pada akhirnya mereka
terpisah menjadi 2 bagian yang pertama menuju ke gunung Bromo, kedua menuju Bali. Ke 2 tempat ini sampai sekarang mempunyai 2 kesamaan yaitu sama – sama menganut kepercayaan beragama Hindu. Disebut suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng juga Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma setelah hal tersebut orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo.



Di sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja melahirkan seorang putra dengan fisiknya sangat bugar dengan tangisan yang sangat keras ketika lahir, karenanya bayi tersebut diberi nama ” JOKO SEGER “.



Di tempat sekitar Gunung Pananjakan, pada waktu itu ada seorang anak perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik juga elok. Dia satu-satunya anak yang paling cantik di tempat itu. Ketika dilahirkan, anak itu tidak layaknya bayi lahir. Ia diam, tidak menangis sewaktu pertama kali menghirup udara. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dari rahim ibunya. Maka oleh orang tuanya, bayi itu dinamai Rara Anteng.Dari hari ke hari tubuh Rara Anteng tumbuh menjadi besar. Garis-garis kecantikan nampak jelas diwajahnya. Termasyurlah Rara Anteng sampai ke berbagai tempat. Banyak putera raja melamarnya. Namun pinangan itu ditolaknya, karena Rara Anteng sudah terpikat hatinya kepada Joko Seger.Suatu hari Rara Anteng dipinang oleh seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Bajak tersebut terkenal sangat jahat. Rara Anteng terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar yang sakti. Maka ia minta supaya dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tidak akan memenuhi permintaannya. Lautan yang diminta itu harus dibuat dalam waktu satu malam, yaitu diawali saat matahari terbenam hingga selesai ketika matahari terbit. Disanggupinya permintaan Rara Anteng tersebut.Pelamar sakti tadi memulai mengerjakan lautan dengan alat sebuah tempurung (batok kelapa) sehingga pekerjaan itu hampir selesai. Melihat kenyataan demikian, hati Rara Anteng mulai gelisah. Bagaimana cara menggagalkan lautan yang sedang dikerjakan oleh Bajak itu? Rara Anteng merenungi nasibnya, ia tidak bisa hidup bersuamikan orang yang tidak ia cintai. Kemudian ia berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba timbul niat untuk menggagalkan pekerjaan Bajak itu.Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan-pelan suara tumbukan dan gesekan alu membangunkan ayam-ayam yang sedang tidur. Kokok ayam pun mulai bersahutan, seolah-olah fajar telah tiba, tetapi penduduk belum mulai dengan kegiatan pagi. Bajak mendengar ayam-ayam berkokok, tetapi benang putih disebelah timur belum juga nampak. Berarti fajar datang sebelum waktunya. Sesudah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal dan marah dicampur emosi, pada akhirnya Tempurung (Batok kelapa) yang dipakai sebagai alat mengeruk pasir itu dilemparkannya dan jatuh tertelungkup di samping Gunung Bromo dan berubah menjadi sebuah gunung yang sampai sekarang dinamakan Gunung Batok. Dengan kegagalan Bajak itu membuat lautan di tengah-tengah Gunung Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Ia melanjutkan hubungan dengan kekasihnya, Joko Seger. Kemudian hari, Rara Anteng dan Joko Seger menikah sehingga menjadi pasangan suami istri yang bahagia, karena keduanya saling mengasihi dan mencintai.


Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Kata Tengger berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi.Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai, namun sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama pasangan Rara Anteng dan Jaka Tengger berumahtangga belum juga dikaruniai keturunan. Kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar di karuniai keturunan. Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo, Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya, kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek kata tentang Sejarah Gunung Bromo Legenda Bromo Tengger, pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita sehingga kawah Gunung Bromo menyemburkan api. Kusuma anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api kemudian masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib: ”Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Syah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berupa hasil bumi kemudian di persambahkan kepada Hyang Widi asa di kawah Gunung Bromo. sampai sekarang kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.
Begitulah Sejarah Gunung Bromo Legenda Bromo Tengger semoga cerita ini menjadi budaya yang tak terlupakan, hingga sampai sekarang Gunung Bromo menjadi tempat begitu indah.

Pengalaman



Trip kali ini sebenarnya adalah trip ke-2 saya ke Gunung Bromo bersama teman-teman saya. Tapi ada yang berbeda di trip yang ke-2 ini. Sama seperti trip sebelumnya saya dan 1 orang teman saya berangkat dari Kota Malang jam 7.00 WIB melalui jalur Nongkojajar cuaca masih terlihat baik hingga pos peristirahatan pertama wonikitri di pasuruan. Meski beberapa kali mengalami blank pada jalur yang saya tempuh akibat tersesat di jalan yang salah akhirnya saya menemukan palang penunjuk jalur yang ada disekitar tempat wisata air di pasuruhan, setelah itu saya mengikuti alur arah pada palang dan akhirnya menemui palang terakhir setelah jalan tol yang suram dan gelap dimana ada penunjuk jalan belok kanan menuju sebuah gang yang lumayan kecil dengan bismillah saya melanjutkan petualangan menyusuri gang tersebut dan akhirnya melewati jalan yang berkelok-kelok tajam dengan jalan yang terus menanjak dengan menggunakan gigi pertama saya gas spedah saya sampai mentok karena keadaan jalan tanjakan yang menukik tajam.

Alhamdulillah sepedah yang saya gunakan kuat meski dengan kekutan menanjak medan hanya 15km/jam dimana saat melalui perjalanan menanjak terlihat jam menujukkan jam 11.21. Saat menajak dan berkelok2 tidak ada rumah yang terlihat disekitar area tersebut dengan ditemani suara burung yang aduhai menyeramkan dan motor yang semakin melambat akibat hampir tidak kuat menanjak dengan bismillah lagi saya melanjutkan perjalanan dan akhirnya saya melihat tower pemancar sinyal telepon seluler yang berada disitu dengan lega saya hanya melihat tanjakan yang lebih tajam dengan terlihat kanan kiri jalan berjejer rumah dan kantor kelurahan warga akhirnya setelah melibas tanjakan dengan kecepatan 6km/jam saya menuju pom bensin untuk mengisi dan membiarkan motor saya beristirahat setelah 8 menit beristirahat saya melanjutkan perjalanan dengan melewati tanjakan selanjutnya dan akhirnya sapai juga di gapura dan pintu masuk wisata gunung bromo waktu itu tiket dibandrol untuk motor itu sendiri sekitar 15 ribu dan orangnya 10 ribu rupiah .Setelah itu saya dan 1 teman saya beristirahat dan minum secangkir kopi dengan harga 5 ribu rupiah dan menikmati dinginnya pagi jam 00.13. Setelah itu saya menunggu dan beristirahat di salah satu pendopo yang tersedia disekitar situ selagi menunggu jam 4.00 WIB untuk melanjutkan menuju kawah melihat sunrise.




Gunung bromo memiliki ini memiliki ketinggian sekitar 2.329 m sedangkan letusan terakhir terjadi pada tangggal 28 Januari 2011 Provinsi Jawa Timur. 

Pada wisata kali ini saya dan teman saya  menuju kawah jam 4.15 WIB agar dapat melihat sunrise (matahari terbit). Dengan udara yang sangat dingin dan degan tekat yang kuat karena keterbatasan daya pandang mata akhirnya saya sampai pada puncak kawah jam 4.54. 
Setelah sampai pada puncak dan mengabadikan beberapa foto sebagai kenangan di masa depan akhirnya sunrise pun muncul dan membuat perasaan dengan segala penat hilang berganti dengan kesejukan, kehangatan dan keindahan alam yang sangat menakjubkan sehingga menghasilkan beberapa gambar sebagai berikut:





Tidak berhenti dengan beberapa gambar tersebut namun ada beberapa foto sebagai kenagan lainnya seperti berikut:


 Gambar disamping merupakan rangkaian bunga yang hidup di daerah tengger khusunya ladang atau hamparan sekitar bromo cocok sebagai oleh-oleh para pelancong atau wisatawan
Gambar Kawah Gunung Bromo saat pagi hari setelah sunrise
 Selain keindahan yang tersedia disekitar gunung bromo juga memberikan sarana seperti kuda, mobil jeep yang siap mengantar wisatawan setelah sunrise muncul dan ada juga toilet untuk menghilangkan rasa yang meraung setelah menjalani perjalanan lama para wisatawan.
Kumpulan Mobil siap Mengantar para Wisatawan saat pagi hari setelah Sunrise dan Gunung Batok 
Sekian penjelasan dan hasil trip kali ini bila ada kekurangan mohon dimaafkan. Sekian dan terima kasih untuk membaca dan melihat perjalanan selanjutnya silakan melihat post selanjutnya .

COMMENTS

Name

Aplikasi Belajar C++ Citra Design elektro elektronika Filter fotografi Gambar grafik informatika Java jobsheet joobsheet Karakteristik Lokasi Pembelajaran Pemrograman Pengalaman rangkaian Rumus Sejarah simulasi Sinyal Sumber belajar Teknik Informatika teknologi Teori TI Tiket Masuk Website Wisata
false
ltr
item
Setia Blog's : Melanjong ke Gunung Bromo
Melanjong ke Gunung Bromo
Sejarah, Sumber Belajar, fotografi, pengalaman
http://2.bp.blogspot.com/-Kp2wQhtYeh8/VVQnqSjLXkI/AAAAAAAAAmo/TWArUgX3chw/s320/175634_3297292209706_19411087_o.jpg
http://2.bp.blogspot.com/-Kp2wQhtYeh8/VVQnqSjLXkI/AAAAAAAAAmo/TWArUgX3chw/s72-c/175634_3297292209706_19411087_o.jpg
Setia Blog's
https://setiaagungw.blogspot.com/2014/05/melanjong-ke-gunung-bromo.html
https://setiaagungw.blogspot.com/
http://setiaagungw.blogspot.com/
http://setiaagungw.blogspot.com/2014/05/melanjong-ke-gunung-bromo.html
true
5884333225252947008
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago